BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Menurut fitrah kejadiannya, manusia
diciptakan dalam keadaan bebas dan merdeka. Karenanya, kemerdekaan pribadi
adalah hak asasi yang pertama. Tidak ada satu yang lebih berharga daripada
kemerdekaan itu.
Mahasiswa, dengan kualitas-kualitas
yang dimilikinya, menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan,
keberanian, dan kritis adalah ciri kelompok elit dalam generasi muda, yaitu
kelompok mahasiswa itu sendiri.
Berbicara kelompok organisasi ekstra semacam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), HIMA – HIMI PERSIS dan lain sebagainya. Semua organisasi ekstra itu sedikitnya memiliki pengaruh di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Berbicara kelompok organisasi ekstra semacam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), HIMA – HIMI PERSIS dan lain sebagainya. Semua organisasi ekstra itu sedikitnya memiliki pengaruh di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Demikian juga di maksudkan dengan
penulisan “Metodelogi Dakwah Organisasi Ekstra HIMA – HIMA PERSIS UIN Sunan
Gunung Djati” adalah untuk memaparkan suatu metodelogi Dakwah yang ada
didalamnya baik secara langsung atau tidak langsung. Karena HIMA – HIMI PERSIS
adalah organisasi Islam, bersatus sebagi organisasi Mahasiswa yang berperan
sebagai Generasi Muda Bangsa dan berfungsi sebagai organisasi pengkaderan
bersifat atau berwatak independen.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat
dirumuskan dalam beberapa pertanyaan berikut:
1.
Apa Itu HIMA
– HIMI PERSIS?
2.
Bagaimana
sejarah terbentuknya HIMI PERSIS UIN SGD?
3.
Apa Visi
– Misi dari HIMA-HIMI PERSIS UIN SGD?
4.
Bagaimana
medolologi dakwah yang digunakan HIMA – HIMI PERSIS UIN SGD?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan
apa itu HIMA – HIMI PERSIS.
2. Menjelaskan
sejarah terbentunya HIMA – HIMI PERSIS UIN SGD.
4. Menjelaskan
Visi dan Misi HIMA - HIMI PERSIS UIN SGD.
3. Menjelaskan
metodologi dakwah HIMA – HIMI PERSIS UIN SGD.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A. Pengertian
Dakwah dan Metodologi Dakwah
Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata (bahasa), dakwah
berasal dari Bahasa Arab, yang berarti “ panggilan, ajakan atau seruan”.
Dalam Ilmu Tata Bahasa Arab, kata
dakwah berbentuk sebagai “isim masdar”.
Kata ini berasal dari fi’il (kata kerja) “ da’a-yad’u “, artinya memanggil,
mengajak atau menyeru. Arti kata Dakwah seperti ini sering dijumpai atau
dipergunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Dakwah
menurut arti istilahnya mengantung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak
ahli Ilmu dakwah dalam memberikan pengertian
atu definisi terhadap istilah Dakwah terdapat beraneka pendapat. Hal ini tergantung pada sudut
pandang mereka di dalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut. Sehingga
antara definisi menerut ahli yang satu dengan lainnya senantiasa terdapat
perbedaan dan kesamaan. Untuk lebih jelasnya di bawah akan disajikan bebrapa
definisi dakwah.
Metodologi Dakwah secara etimologi,
istilah metodologi berasal dari Bahasa Yunanai, yakni, dari kata “metodos” yang
berarti cara atau jalan, dan “ logos” artinya ilmu. Sedangkan secara semantik
metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tantang cara-cara atau
jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan
efesien. Efektif artinya biaya, tenag, dan waktu simbang, dan efesien artinya
sesuatu berkenaan dengan pencapaian suatu hasil.
Dengan demikian metodologi dakwah
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk mencapai
tujuan dakwah yang efektif dan efesien.
B. Pengertian
Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang
dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi
dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi,
ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering
disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi
(organizational behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).
Terdapat beberapa
teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain,
dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat
atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut.
a)
Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
b)
James D.
Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
c)
Chester
I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d)
Stephen
P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk
karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta
tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat
diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi
seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai
anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan
ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi
menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada
saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur.
BAB
III
PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan data, penulis
menggunakan metode komunikasi langsung yaitu dengan jalan wawancara
(interview), antara lain dengan Eli Nurlaeli sebagai Ketua Pimpinan Komisariat
HIMI PERSIS UIN masa Jihad 2013-2014, Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyyah. Serta
Yusuf Bachtiar sebagai ketua Pimpinan Komisariat HIMA PERSIS UIN SGD masa Jihad
2013-2014, Jurusan Filsafat Fakultas Ushuludin. Dan Shidiq Amin sebagai Kabid
Kaderisasasi HIMA PERSIS UIN SGD, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab.
1. Apa
itu HIMA - HIMI PERSIS?
Himpunan Mahasiswa (HIMA) dan Himpunan
Mahasiswi (HIMI) Persatuan Islam lahir sebagai bagian dari dinamika perjuangan PERSIS
yang bertujuan mengamalkan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan,
kelahirannya dirasakan sangat tepat, sebab perjuangan mengamalkan syariat Islam
berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah bisa sempurna apabila seluruh komponen umat
terlibat di dalamnya, termasuk para mahasiswa sebagai generasi muda
intelektual.
HIMA dan HIMI PERSIS didirikan pada
tanggal 24 Maret 1996 di Cianjur dengan tujuan membentuk insan akademis,
mujaddid, revolusioner, dan berkepribadian Islami menurut Al-Qur`an dan
As-Sunnah.
HIMA - HIMI PERSIS merupakan otonom PERSIS,
yang memiliki peranan melebarkan sayap dakwah PERSIS di tataran kampus. PERSIS
menganggap penting terhadap pelebaran sayap dakwah di kampus, sebab kampus
merupakan salah satu tempat kaum intelek mengembangkan potensi dan kapasitas
diri, dan kaum intelek salah satu yang dapat menciptakan perubahan bagi bangsa.
.
HIMA - HIMI PERSIS merupakan organisasi
pengkaderan dan perjuangan. HIMA - HIMI PERSIS hakikatnya seperti analogi benda
mati yang tidak dapat bergerak kecuali ada yang menggerakan. Oleh karena itu,
organisasi HIMA- HIMI PERSIS pasti membutuhkan kader sebagai subjek dari adanya
HIMA- HIMI PERSIS. HIMA - HIMI PERSIS pun merupakan organisasi perjuangan
(dakwah).
1.
Bagaimana awal terbentuknya HIMA - HIMI
PERSIS UIN SGD ?
Penggagas pertama Himatul ’Alimin
adalah Ihsan Latif anak ust.Latif Mukhtar, Awal mula HIMA - HIMI terbentuk
dengan nama Himatul ’Alimin (di kampus UIN Sunan Gunung Djati) bertujuan untuk
menampung semua alumni muallimin yang masuk kekampus. HIMA PERSIS UIN. telah
ada sejak tahun 1996 dengan nama Himatul ’Alimin yang divioniri oleh para
alumni PPI, kader seperti Ustdz dodi estruna, pak didin, pak aceng, menjadi
founding father adanya Himatul ’Alimin. yang kemudian berdasarkan hasil
kebijakn mukhtamar ke-1 di Jakarta dirubah namanya menjadi HIMA PERSIS. yang
berjasa besar atas sepak terjang organisasi ini di tengah geliat atmosfir
organisasi mahasiswa uin yang sangt panas adalh sodara rakanda lamlam pahala
dan teh lela yang sangat serius menjadikan HIMA PERSIS bisa menjadi bagian dari
organisasi ekstra kampus UIN. jadi pada intinya HIMA - HIMI adalah organisasi
yang berbeda namun dalam satu atap yang berwadah PERSIS. Ketika sudah menjadi
bagian dari otonom PERSIS, HIMA - HIMI PERSIS bukan hanya sekedar tempat
menampung alumni PERSIS saja, namun diharapkan HIMA - HIMI PERSIS dapat
melebarkan sayap dakwah PERSIS ditataran kamus, karena mahasiswa dianggap
bagian dari kaum intelek. Dan dirasa urgen untuk memperlebar sayap dakwah.
2.
Apa Visi Misi HIMA - HIMI PERSIS UIN
SGD ?
Visi dari HIMA PERSIS adalah “Terwujudnya peradaban Ulul
Albab”. Selain organisasi dakwah HIMA PERSIS adalah organisasi pengkaderan.
Mengkader insan untuk menjadi kader Ulul Albab yang siap berperan di masyarakat
selanjutnya. Sebagai sayap PERSIS untuk melanjutkan estapeta perjuangan PERSIS.
Misi :
1. Mencetak kader-kader ulama intelektual
dan intelektual yang ulama
2. Membentuk
kader-kadernya sebagai agen perubahan.
3. Melakukan
secara aktif tugas amar ma’ruf nahyi munkar.
Sedangkan Visi dari HIMI PERSIS adalah “mujahid,
mujtahid, mujadid”, untuk PK. HIMI PERSIS UIN SGD sendiri adalah visinya : Intelek,
Responsif, Islami. Misinya; untuk Eksternal, perintisan perpustakaan sebagai bukti
nyata ulul ilmi. Perintisan UKM sebagai salahsatu siyasah dakwah dikampus.
Mengadakan petualangan intelektual kader (PETIR) sebagai pengembangan
organisasi . Di internal, kader HIMI PERSIS faham minimal 5 buku bacaan wajib HIMI
PERSIS. Kader HIMI PERSIS siap berdiskusi dengan siapapun. Kader HIMI perisis dapat peka terhadap
keadaaan kampus. Dan menciptakan suasana Islami dengan cara mendawamkan amalan
yaumi.
3.
Metode dakwah apa yang digunakan HIMA –
HIMI PERSIS UIN SGD dalam berdakwah?
Sebagaimana Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi;
” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk ”
Metode yang dilakukan HIMA sendiri
adalah dengan menumbuhkan keilmuan dengan cara calisdis (baca, tulis, dan
diskusi). Corak dakwah HIMA PERSIS adalah dengan berdiskusi, ini berdasarkan
posisi HIMA PERSIS itu sendiri sebagai organisasi yang memfokuskan dirinya
terhadap pengkaderan.
Tidak berbeda dengan HIMA PERSIS metode
dakwah HIMI PERSIS adalah dengan berdiskusi untuk membina kader – kadernya
sehingga hasil berdiskusi tersebut sebagai peningkatan kapasitas kader yang
akan dijadikan sebagai subjek dakwah.
BAB
VI
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Himpunan Mahasiswa (HIMA) dan Himpunan Mahasiswi (HIMI)
Persatuan Islam lahir sebagai bagian dari dinamika perjuangan PERSIS yang
bertujuan mengamalkan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan, kelahirannya
dirasakan sangat tepat, sebab perjuangan mengamalkan syariat Islam berdasarkan
Al-Qur`an dan As-Sunnah bisa sempurna apabila seluruh komponen umat terlibat di
dalamnya, termasuk para mahasiswa sebagai generasi muda intelektual.
Penggagas pertama Himatul ’Alimin adalah Ihsan Latif anak
ust.Latif Mukhtar, Awal mula HIMA - HIMI terbentuk dengan nama Himatul ’Alimin
(di kampus UIN Sunan Gunung Djati) bertujuan untuk menampung semua alumni
muallimin yang masuk kekampus. HIMA PERSIS UIN. telah ada sejak tahun 1996
dengan nama Himatul ’Alimin yang divioniri oleh para alumni PPI, kader seperti
Ustdz dodi estruna, pak didin, pak aceng, menjadi founding father adanya
Himatul ’Alimin.
Visi dari HIMA PERSIS adalah “Terwujudnya peradaban Ulul
Albab”. Misi :
1. Mencetak
kader-kader ulama intelektual dan intelektual yang ulama.
2. Membentuk kader-kadernya
sebagai agen perubahan.
3. Melakukan
secara aktif tugas amar ma’ruf nahyi munkar.
Sedangkan Visi dari
HIMI PERSIS adalah “Mujahid, Mujtahid, Mujadid”, untuk PK. HIMI PERSIS UIN SGD
sendiri adalah visinya : Intelek, Responsif, Islami. Misinya; Eksternal,
perintisan perpustakaan, perintisan UKM, mengadakan petualangan intelektual
kader (PETIR). Di Internal, kader HIMI PERSIS faham minimal 5 buku bacaan wajib
HIMI PERSIS. Kader HIMI PERSIS siap berdiskusi dengan siapapun. Kader HIMI perisis dapat peka terhadap
keadaaan kampus. Dan menciptakan suasana Islami dengan cara mendawamkan amalan
yaumi.
Metode Dakwah HIMA – HIMI PERSIS Sebagaimana Qur’an Surat
An-Nahl ayat 125. Metode yang dilakukan HIMA sendiri adalah dengan menumbuhkan
keilmuan dengan cara calisdis (baca, tulis, dan diskusi). Corak dakwah HIMA
PERSIS adalah dengan berdiskusi, ini berdasarkan posisi HIMA PERSIS itu sendiri
sebagai organisasi yang memfokuskan dirinya terhadap pengkaderan.
Tidak berbeda dengan HIMA PERSIS metode dakwah HIMI PERSIS
adalah dengan diskusi untuk membina kader – kadernya sehingga hasil berdiskusi
tersebut sebagai peningkatan kapasitas kader yang akan dijadikan sebagai subjek
dakwah.
B. Saran
Menurut hemat
penulis, HIMA – HIMI PERSIS UIN SGD sebagai organisasi eksta kampus harus menjadi contoh yang baik (uswatun
hasanah) baik itu konteks yang menjadi kader ataupun alumni, serta harapan
terbesar penulis HIMA – HIMI PERSIS mampu menjadi organisasi kemahasiswaan yang
mendominasi berbagai wacana intelektual di kampus-kampus. Tantangan di depan
harus menjadi pikiran bagi setiap kader HIMA – HIMI PERSIS dalam menjawab
persoalan kehidupan.
DAFTAR
PUSTAKA
Wildan,
Dadan. 2009. Yang Da’i Yang Politikus, Bandung: Rosyda Karya
Qaidah
Asasi dan Qaidah Dakhili Hima Persis periode 2013 – 2016
Qaidah
Asasi dan Qaidah Dakhili Hima Persis periode 2013 – 2016
Enjang,
As., dan Aliyudin.2009. Dasar-dasar Ilmu
Dakwah, Bandung: Widya Padjajaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi